The Journey Jess And Meisya
Genre : Fantasi
Sedangkan anak mereka Jess dan Annie
masih bersekolah di Charlot Elementary School salah satu sekolah menengah
khusus untuk keluarga kurang mampu. Jess sendiri biasa mewakili sekolahnya
untuk mewakili lomba matematika, sedangkan Annie mempunya bakat bernyanyi dan
sudah menjuarai beberapa perlombaan. Walaupun keluarga tuan dan nyonya Smith
sangat miskin namun mereka tetap dermawan dan senang membantu sesama manusia.
Pagi yang cukup cerah Jess dan Annie
sudah bangun dan membersihkan rumah mereka dengan ceria, Jess bertugas
membersihkan ruang tamu sedangkan Annie bertugas membersihkan halaman rumah,
sebelum subuh tuan Smith sudah berangkat kerja karena memang jadwal kerjanya
dari pagi sebelum subuh sampai pukul 10.00 malam gajinyapun tak mampu mencukupi
kebutuhan sehari – hari.
Pada hari Minggu keluarga Smith
mempunyai kegiaatan tersendiri yaitu mengumpulkan kayu bakar yang sebagian
untuk dijual sebagian lagi untuk persiapan musim dingin nanti. Setelah makan
pagi keluarga Smith sudah bersiap untuk mengumpulkan kayu bakar “ayo anak –
anak kita ke hutan dan mengumpulkan kayu sesuai dengan jadwal di hari minggu
kita” ajak tuan Smith “baik ayah” jawab Jess dan Annie serentak “lebih baik kau
tidak usah ikut dulu, kau kan masih sakit” pinta tuan Smith kepada istrinya.
Nyonya Smith hanya bisa mengangguk lemah sembari menatap kepergian suami dan anak – anaknya. Di perjalanan tuan Smith Jess, dan Annie hanya berbekal kapak dan sebotol air putih. Perjalanan dari rumah sampai hutan lumayan jauh, namun hal tersebut sudah terbiasa dilakukan mereka. Sesampainya di hutan Annie melihat seorang anak sebaya dengan kakaknya sedang terbaring tak berdaya “Ayah, kak Jess aku melihat sesuatu ayo kita kesana” ajak Annie “apa kau yakin Annie ?” tanya Jess ragu “aku yakin sekali kak Jess, aku melihatnya terbaring kaku” jawab Annie meyakinkan “lebih baik kita segera kesana, jika benar mari kita bantu” tegas tuan Smith.
Setelah sampai di tempat yang ditunjukan oleh Annie ada seorang gadis yang sedang berbaring tak berdaya “nona” panggil tuan Smith sambil mengguncang – ngguncangkan badan gadis tersebut. Tak selang beberapa lama gadis tersebut mulai membuka matanya dengan perlahan “mm..di mana aku ?” tanya gadis tersebut dengan suara yang masih samar – samar “kau ada di hutan strongwoods, kenapa kau berbaring di sini nona ?” tanya tuan Smith ramah “entahlah saya tidak yakin” jawab gadis tersebut dengan muka yang terlihat sedih “kalau aku boleh tau siapa namamu nona ?” tanya tuan Smith dengan ramah “na..nama ku ? aku tidak mengingatnya” balas gadis tersebut “bagaimana bisa kau melupakan namamu ?” tanya Jess “lebih baik kita membawanya ke rumah kak Jess, aku pikir dia sedang mengalami peristiwa yang buruk” balas Annie yang mulai kasian melihat gadis tersebut.
Akhirnya tuan Smith dan Jess setuju untuk membawa gadis tersebut kerumah mereka “Annie lebih baik kau menemani nona ini, apabila nanti ada sesuatu yang dia butuhkan aku harap kau bisa membantunya” ucap tuan Smith tegas “benar Annie, biar kak Jess dan ayah yang mencari kayu kau tinggal saja disini” ulang Jess “baik, ayah dan kak Jess hati – hati ya” balas Annie “kau juga putriku, saya permisi dulu nona” pamit tuan Smith pada gadis tersebut, dan hanya dibalas dengan anggukan kepala dan seulas senyum.
Setelah tuan Smith dan Jess pergi Annie dan gadis tersebut terdiam sambil menikmati lamunan mereka masing masing “siapa mereka tadi ?” tanya gadis tersebut memecahkan keheningan “pria tua itu adalah ayahku Albert Smith dan satunya lagi kakakku Jesaya Smith, aku sendiri bernama Annie Smith” kenal Annie
“kau
sendiri nona ?” sambung Annie
“namaku
Meisya Evelyn, kau bisa memanggilku Elyn” balas Elyn dengan ramah
“nama
yang aneh, Meisya Evelyn tapi indah kok, bolehkah aku memanggilmu Meisya,
menurutku aku lebih suka memanggilmu itu” jawab Annie
“apa
? terserah kau saja” balas Meisya sedikit ragu
“apa
kau punya keluarga Meisya ?” tanya Annie hati – hati
“tentu
saja aku punya” jawab Meisya
“dimana
mereka ?”
“mereka
ada dipenjara sekarang ?”
“bagaimana
bisa keluargamu dipenjara ? apakah mereka seorang kriminal ?”
Annie dapat melihat kesedihan yang dirasakan Meisya, air mata yang ditahan Meisya sejak tadi keluar dengan mudahnya begitu saja. Annie berusaha menenangkan Meisya agar dia tidak sedih namun dia menyerah mungkin menangis memang hal yang dibutuhkan Meisya saat ini. Tak beberapa lama Jess dan tuan Smith kembali dengan membawa kayu bakar.
“apa
yang terjadi Annie kenapa nona cantik ini menangis ?” tanya tuan Smith terkejut
“Entahlah
ayah, aku rasa Meisya butuh waktu untuk menjelaskan semuanya kepada kita” balas
Annie
“Meisya
??” tanya Jess
“maaf
sebelumnya, namaku adalah Meisya Evelyn kalian bisa memanggilku Meisya atau
Elyn” ucap Meisya tiba – tiba
“baiklah
Meisya maukah kau ikut dengan kami, untuk saat ini tinggallah dulu ke rumah
kami” tawar Jess dengan nada ramah
”apakah
tidak merepotkan Jesaya ?”
“tentu
saja tidak, bagaimana kau tau namaku ? panggil saja aku Jess”
“Aku
memberitahu Meisya” sela Annie
“baiklah
anak – anak mari kita pulang, tidak enak rasanya jika kita terlalu lama
meninggalkan ibumu yang sedang sakit” ucap tuan Smith dengan tegas
Mereka berempat berjalan sambil membawa kayu bakar, ada sedikit rasa kasian di hati tuan Smith kepada Meisya dia benar – benar ingin membantu Meisya selama ia bisa. Selang beberapa lama mereka berempat telah sampai dirumah sederhana namun tampak begitu terawat. Nyonya Smith menyambut kehadiran mereka dengan hangat, mukanya menampakkan bahwa ia ingin bertanya namun tuan Smith memberi kode kepadanya agar tidak menanyakannya dulu. Setelah makan siang Jess dan Annie diberi tugas untuk menjual kayu bakar mereka di pasar.
“apa
kau akan ikut Meisya ??” tanya Annie
“jangan
Meisya kan masih butuh istirahat Annie, biarkan dia beristirahat yang cukup”
jawab Jess sambil membawa beberapa kayu bakar
“tidak
apa – apa kalau aku ikut ?? apa aku tidak merepotkan ?” tanya Meisya meyakinkan
“enggak
kok malahan aku dan Jess sangat senang kalau kau ikut, kita bisa berjualan
sambil jalan – jalan dan mengajarkanmu beberapa hal” jawab Annie girang
“siapa
yang senang ? seenaknya saja memutuskan” balas Jess dingin
“sepertinya
Jess tidak suka jika aku ikut dengan kalian ?” tanya Meisya kecewa
“aku
tidak bilang tidak suka kok, terserahlah tidak usah meributkan hal yang tidak
perlu, lebih baik kita segera berangkat” balas Jess dengan kikuk
“kau
dengar Meisya ? ayo kita berangkat” ajak Annie dengan semangat
Sesampainya di pasar Meisya tampak terkejut melihat pasar yang biasanya ramai namun disini pasar sangat sepi bahkan pengunjungnyapun dapat dihitung oleh jari. Penjual – penjual di pasarpun tak banyak menjual barang “apa benar ini pasarnya ?” tanya Meisya “benar kok kenapa ? aneh ya ?” tanya Jess, Meisya tampak berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala tanda tidak. Setelah mejual kayu bakar mereka Annie mengajak Jess dan Meisya pergi ke hutan untuk mencari bahan makanan “apa kau ingin pergi ke hutan ?” tanya Jess tidak percaya “iya untuk mencari makanan tambahan” balas Annie yakin “tugas kita kan sudah selesai kalau ayah mengkhawatirkan kita bagaimana ?” tanya Jess lagi “Cuma sebentar kok mencari buah atau tumbuhan lalu pulang, kau setuju tidak Meisya ?” tawar Annie pada Meisya “terserah kalian aku hanya mengikutimu kesini” balas Meisya. Di perjalanan menuju hutan Meisya menanyakan sesuatu kepada Jess
“kota
ini sangat aneh” tutur Meisya tiba – tiba
“apa
??” tanya Jess dan Annie serempak
“langit
yang selalu gelap, pasar yang sepi. Penduduk yang miskin, rumah yang sederhana,
kenapa kota ini begitu menyedihkan ?” tanya Meisya
“entahlah
aku juga sudah bertahun – tahun menanyakan hal yang sama, aku rasa tidak
masalah jika tinggal di kota seperti ini, yang penting bersama keluarga dan
hidup tentram” balas Jess yakin
“apa
kau tidak mau melakukan sesuatu pada kotamu ini ?” tanya Meisya
“apa
maksudmu Meisya ?” tanya Annie dengan nada lembut
“pikirkan
sendiri apa yang aku maksud tadi, mari kita bergegas menuju hutan sebelum ayah
dan ibumu khawatir” balas Meisya
“dasar
gadis aneh” ucap Jess
“apa
kau bilang ? aneh ?? apa maksudmu tuan ?” tanya Meisya sedikit tersinggung
“sudah
sudah jangan bertengkar, minta maaflah kepada Meisya kak Jess” lerai Annie
“dia
duluan yang menghina kota kita” balas Jess tak mau kalah
“maaf
mungkin aku salah bicara atau kau yang salah tangkap, aku mohon maafkan aku
Jess” pinta Meisya dengan wajah memelas
“apaan
sih tiba – tiba” jawab Jess sedikit malu
“hahahaha,
liat deh wajah kak Jess merah banget” goda Annie
Setelah lama berjalan akhirnya mereka sampai juga di hutan, perjalanan yang panjang membuat mereka bertiga lelah dan memutuskan untuk istirahat sebentar di sebuah pohon besar. Mereka merasakan sesuatu yang sangat aneh “pssst” tiba – tiba saja terdengar sebuah suara yang menggema “apa kau barusan yang memanggilku Jess” tanya Meisya “apaan ? enggak tuh mungkin Annie” jawab Jess dingin “tidak aku tidak bilang apa – apa kok” balas Annie “lalu ??” tanya mereka serempak.
“jangan – jangan ad-” Jess tiba –
tiba memotong perkataan Meisya
“jangan
– jangan apa ? awas ya kalau berpikir yang aneh – aneh” ucap Jess
“siapa
yang berpikir aneh ? aku mau bilang kalau jangan – jangan halusinasi kita aja,
makannya kalau ada orang ngomong tunggu dulu sampek selesai dasar”
“dasar
apa ? mau ngajak ribut nih ceritanya ?”
“yang
dari tadi bikin masalah tu situ tau nggak”
“ayo
annie kita per-”
Jess tampak bingung karena ia tak melihat sosok Annie “lho Annie mana ?” tanya Jess khawatir “Annie” panggil Meisya beberapa kali namun tak ada jawaban “kalian para manusia” tiba – tiba terdengar suara yang memamnggil mereka “siapa kau ?” tanya Jess dengan lantang “apa kau tau Annie adikku ?” sambungnya “hahahaha tentu saja aku tau, lihat lah kebelakan anak muda” balas suara tersebut. Jess dan Meisya menghadap kebelakang dan melihat pohon besar yang membentuk sebuah pintu
“masuklah
anak muda, disana kau akan menemukan adikmu” ucap pohon besar tersebut
“bagaimana
mungkin sebatang pohon dapat berbicara dan membuat pintu seperti ini, sangat
aneh” jawab Jess dengan curiga
“aku
hanya akan membantumu, kalau kau tidak mau aku akan menutup pintu ini” jelas
sang pohon
“ayo
Meisya kita masuk” ajak Jess
“aku
tidak mau masuk, dia berbohong kepadamu Jess” jawab Meisya ambil menarik tangan
Jess
“apa
maksudmu pohon ini berbohong ??” tanya Jess penasaran
“kau
ingat waktu itu keluargamu menemukanku disini, itu karena saat bertamasya ke
hutan ini bersama keluargaku, kami beristirahat disini lalu pohon ini bangun
dan menawarkan sesuatu yang sangat kami inginkan, orang tuaku menerima itu
namun sebagai gantinya jiwa mereka masuk kedalam pohon ini, pohon ini bukanlah
pohon penolong melainkan pohon pemakan jiwa” jelas Annie panjang lebar
“hahahahaha
jadi kau masih mengingatnya gadis kecil” ejek sang pohon
“apa
yang harus kita lakukan sekarang Meisya ??” tanya Jess
“kita
lari sebelum pohon itu menarik jiwa kita” balas Meisya
Jess dan Meisya berlari dengan kencang tanpa menengok ke arah belakang, terdapat beberapa air mata di pipi Jess “bagaimana bisa aku kehilangan adikku ? apa yang akan aku katakan pada ayah dan ibu nanti ? mereka pasti kecewa kepadaku” tutur Jess dengan air mata bercucuran “aku mengerti bagaimana perasaan mu Jess, tapi aku akan berusaha semampuku untuk menyelamatkan Annie” hibur Meisya. Terjadi beberapa keheningan antara Jess dan Meisya selama perjalanan pulang mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing
Di samping itu tuan dan nyonya Smith sedang berdiskusi mengenai Meisya “siapa gadis itu Albert ?” tanya nyonya smith dengan lembut “entahlah aku menemukannya dalam keadaan pingsan di dekat pohon pemakan jiwa, namanya Meisya ada kemungkinan dia adalah korban dari pohon tersebut” jawab tuan Smith ragu “kasian sekali apakah kita bisa merawatnya ?” tanya nyonya Smith lagi “aku juga tadinya berpikir seperti itu, tapi aku melihat dari wajah Meisya bahwa dia ingin keluarganya kembali” balas tuan Smith “sayang sekali padahal dia gadis yang manis dan sangat cantik” tutur nyonya Smith sambil menunduk “ngomong – ngomong dimana Jess, Meisya, dan Annie Monica ?” tanya tuan Smith pada istrinya “mereka sedang menjual kayu bakar hasil pencarianmu tadi” jawab nyonya Smith seadanya. Menjelang sore hari Jess dan Meisya telah sampai dirumah dengan wajah yang murung.
“apa yang harus aku katakan kepada
ibu dan ayahku ?” tanya Jess ragu
“apapun terserah kau yang penting
jangan memberitahukan dulu jika Annie diculik oleh pohon pemakan jiwa, aku
punya rencana kita akan lakukan malam ini” balas Meisya dengan nada tegas
“memang rencana apa yang akan kau
buat ?” tanya Jess ragu
“sebelumnya
apakah disekitar sini ada perpustakaan tentang sejarah kota ini ?”
“ada,
perpustakaan terletak di pusat kota tidak jauh dari sini”
“baiklah
kita akan kesana malam ini”
“aku
harap kita bisa menyelamatkan Annie”
“sebenarnya bukan hanya Annie saja
yang akan aku selamatkan tapi juga orang tuaku”
“baiklah terserah kau saja”
Tok..tok..tok suara ketukan pintu rumah tuan Smith berbunyi, nyonya Smith segera membukakan pintu “kalian rupanya, kenapa pulangnya sangat sore ?” tanya nyonya Smith terkejut “maaf ibu tadi aku dan Annie mengajak Meisya jalan – jalan terlebih dahulu” jawab Jess dengan suara gemetar “begitu ya syukurlah, lalu mana adikmu Jess ?” tanya nyonya Smith lagi “i..itu Annie sedang” Jess sangat bingung entah apa yang akan dia katakan “Annie bilang kepada saya bahwa dia akan menginap di rumah temannya, kerena orang tua temannya sedang pergi” jawab Meisya sambil mengedipkan mata pada Jess “aneh sekali biasanya Annie ijin terlebih dahulu, memang siapa nama temannya Jess ?” tanya nyonya Smith “karina” balas Jess singkat “baiklah kalu begitu kalian cepatlah mandi sebentar lagi kita makan malam” perintah nyonya Smith “baik” jawab mereka serentak.
Waktu makan malam tiba hati Jess tak henti – hentinya berdetak kencang, untung saja ibunya sudah memberitahu tuan Smith tentang Annie “Monica lebih baik kau mengantarkan beberapa makanan ke rumah Karina untuk makan malam” perintah taun Smith “biar aku saja bibi, aku juga ingin mempunyai banyak teman disini jadi aku mau berkenalan dengan teman – teman Annie juga” jegah Meisya “baiklah kalau kau memaksa biar Jess yang mengantarkanmu ya” jawab nyonya Smith “baik bibi” balas Meisya sambil tersenyum. Setelah makan Jess dan Meisya bergegas melaksanakan misi mereka yaitu pergi ke perpustakaan
“rupanya
kau juga pintar berbohong ya ?“ tanya Jess
“apaan
sih bukannya terima kasih sudah diselamatkan malah mengejek dasar Jess jelek”
balas Meisya dengan sedikit tertawa
“siapa
yang kau bilang jelek ? kau sendiri memang tidak jelek ?”
“hahaha
bercanda juga kali, kau ini benar – benar mudah tersinggung rupanya”
“ya
begitulah”
“masih
jauh ya perpustakaannya ? apa pusat kota belum menutupnya ?”
“sekitar
5 meter lagi dari sini, lagian perpustakaan itu tidak digunakan”
“apa
maksudnya tidak digunakan ?”
“di
kota ini penduduk lebih mementingkan bagaimana caranya mencari uang jadi mereka
tidak terlalu mementingkan pengetahuan dan pendidikan, oleh karena itu
perpustakkan ditutup karena tidak ada 1 orangpun yang mau mengunjunginya”
“bagaimana
caranya kita masuk ?”
“tinggal
masuklah, perpustakaannya enggak dikunci juga, membaca saja orang tidak mau
masak mereka mau mencuri buku”
“hihihi
iya juga, kasian sekali penduduk di kota ini”
“itu
dia perpustakaanya”
Setelah sampai ke perpustakaan Jess dan Meisya bergegas masuk ruangan di perpustakkan terlihat gelap,lapuk, dan begitu menyesakkan. Jess mencari buku di sekitar timur dan Meisya mencari buku di sekitar barat. Tak selang beberapa menit Jess menemukan buku yang mereka cari “aku menemukannya gadis aneh” panggil Jess pada Meisya “gadis aneh ? siapa yang kau sebut gadis aneh itu hah ?” tanya Meisya dengan nada yang dibuat marah “sudahlah lebih baik kita membawa buku ini kerumah, dan membacanya” kata Jess dengan nada tegas “iya iya” balas Meisya pasrah.
“kita
harus mempelajari buku ini malam ini” kata Meisya
“setelah
mempelajarinya, apa yang akan kita lakukan ?” tanya Jess
“mencobanya
tentu saja”
“heh
gadis aneh memangnya aku seluang itu apa ? besok aku ada sekolah”
“itu
malah bisa dijadikan alasan, tinggal ijin saja ke bibi kalau kau dan Annie
besok kau ada jam tambahan, mudah kan ?”
“lalu
kau bagaimana ?”
“mudah
saja, liat saja besok”
Setelah sampai rumah ternyata nyonya dan tuan Smith sudah tidur “kita akan membacanya dimana ?” tanya Jess “menurutmu ?” Meisya malah balik bertanya “lebih baik di depan rumah saja” usul Jess “baiklah ayo” ucap Meisya. Beginilah isi buku tersebut :
The Mistery Of The Soul Eater
Dahulu kala sekitar 5M
terdapat sebuah suku yang bernama Maya suku tersebut sering melakukan berbagai
macam ritual seperti memberi sesembah pada Dewa, melakukan pengorbanan setiap
ada bencana, dan masih banyak lagi.
Suatu hari disuku
tersebut terjadi peperangan saudara yang di akibatkan oleh salah satu
penghianat di desa tersebut. Untuk meredakan peperangan tersebut para tetinggi
melakukan ritual di sebuah pohon yang di namakan The Tree Of Heaven atau pohon
surga. Setelah melakukan ritual yang sangat lama salah satu petinggi memberikan
saran agar meminta bantuan kepada iblis untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Iblis tersebutpun setuju
namun denga syarat setiap orang yang memohon pada pohon tersebut akan
memberikan sesuatu yang sangat berharga baginya. Namun para petinggi tidak
melaksanaakan perintah sang iblis. Iblispun marah dan akhirnya mengutuk
siapapun yang berani mendekat pada pohon itu akan dikabulkan keinginannya namun
sebagai gantinya adalah nyawa dari orang tersebut.
Salah satu cara agar
menyelamatkan orang yang telah terjebak adalah masuk kedalam pohon tersebut
lalu hilangkanlah kepercayaan kita pada pohon tersebut. Setelah berhasil pohon
tersebut akan mengeluarkan subuah pintu masuklah karena itu adalah jalan keluar
satu – satunya yang ada di dalam pohon tersebut. Hilangkan keraguan kalian jika
kalian benar – benar ingin pulang.
“benar – benar sulit dimengerti” komentar Jess setelah membaca kesimpulan buku tersebut
“apanya
yang sulit dimengerti ?” tanya Meisya
“tidak
papa lebih baik kita menyiapkan perbekalan untuk besok lalu istirahat”
“ide
yang bagus”
Setelah membaca dan mempelajari buku tersebut Jess dan Meisya menyiapkan beberapa alat – alat dan perbekalan yang mereka butuhkan lalu istirahat dan misi akan dilaksanakan esok hari. Keesokan harinya setelah makan pagi Jess dan Meisya berpamitan dengan nyonya Smith
“aku
berangkat dulu ibu, sepertinya aku dan Annie akan mendapatkan jam tambahan
setelah pulang sekolah nanti, untuk persiapan lomba tingkat kota” pamit Jess
“lalu
kenapa Annie tidak pulang dulu ?” tanya nyonya Smith
“tadi
malam setelah Meisya dan Jess pulang dari rumah Karina, Annie ikut pulang dan
mengambil seragamnya, Annie ingin pamit dengan bibi namun bibi dan paman sudah
tidur” jelas Meisya
“begitu
ya ? sayang sekali 1 hari ini ibu belum melihat Annie, rasanya ibu ingin
melihatnya sebentar saja” balas nyonya Smith sedih
“tenang
saja ibu Annie nanti pasti pulang bersama kami, aku yakin” ucap Jess
menenangkan ibunya
“baiklah
kalau begitu, bagaimana dengan Meisya ?” tanya nyonya Smith
“aku
akan ikut sekolah dengan Jess bibi apakah boleh ?” tanya Meisya
“boleh
tapi apakah diperbolehkan seperti itu oleh gurumu Jess ?”
“mungkin
saja dia kan anak baru bu” balas Jess santai
“baiklah,
kalian hati – hati ya begitu pulang langsung pulang, dan jangan lupa Jess kau
jaga Meisya baik – baik ya” pesan nyonya Smith
“baik
ibu aku berangkat dulu”
“kami
berangkat bibi sampai jumpa nanti”
“hati
– hati di jalan ya kalian”
“baik”
jawab Jess dan Meisya serempak
Perjalanan menuju hutan deselingi dengan keheningan Meisya dan Jess sibuk memikirkan pikiran mereka masing – masing
“aku
akan mengatakan sesuatu yang sangat penting” ucap Meisya tiba – tiba
“apa
?” tanya Jess serius
“tadi
malam saat kita membaca buku tersebut ada hal penting yang kita lewatkan, yaitu
syarat atas pengembalian jiwa seseorang”
“apa
itu ? bukannya kita hanya perlu menghilangkan keyakinan kita terhadap pohon itu
dan hilangkan semua keraguan ?”
“mau
tidak mau jika kita ingin menyelamatkan seseorang yang berharga dari pohon
tersebut, salah satu dari kita akan membayar gantinya”
“tidak
masuk akal sekali, maksudnya membayar apa ??”
“jiwa
akan diganti dengan jiwa”
“bagaimana
mungkin seperti itu ? lalu apa yang harus kita lakukan ?”
“entahlah,
aku tidak terlalu paham juga”
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya mereka sampai di pohon tersebut. Pohon tersebut menyambut kedatangan mereka “selamat datang kembali ke pohon surga” sapa sang pohon “apa yang kalian inginkan uang, emas, atau mungkin impian kalian ?” tanya sang pohon “kami ingin masuk kedalam perutmu pohon” jawab Meisya “hahaha..lucu sekali malah langsung ingin masuk tanpa memohon permintaan, kalian sangat bodoh” ejek sang pohon “kami tidak bilang kalau kami tidak mempunyai permintaan, tentu saja kami mau meminta sesuatu darimu” balas Jess “apa itu wahai manusia ?” tanya sang pohon lagi “kami ingin seseorang yang berharga didalam hidup kami kembali” jawab Meisya yakin “baiklah kalian akan masuk kedalam pintu ini, temukan orang itu dalam waktu 30 menit” balas sang pohon “apa yang akan kau lakukan jika kita tidak berhasil ?” tanya Jess “kita lihat saja nanti hasilnya” balas sang pohon santai.
Tunggu lanjutannya ya *-*
BalasHapusokedeh :)
HapusJust wait until i finish my story about Jess and Meisya journey
BalasHapusWih cewek gw ni pintar bat pintar
BalasHapus