Perfect Brother bikin sebel
Penyesalan Selalu Ada Di Belakang
Haii
perkenalkan namaku Arfan Arsyad aku hidup dari keluarga yang serba kecukupan
dan tinggal di kota Jakarta, aku tinggal bersama mama, ayah dan adikku. Ayahku
adalah direktur perusahaan terkenal yaitu perusahaan Sinwa, mamaku memiliki
butik islami, dan adikku bernama Jonathan Irawan atau biasa dipanggil Juii oleh
teman-temannya.
Berbeda dengan aku Juii adalah anak yang sulit dinasihati
oleh siapapun, Juii sering membolos sekolah dan melakukan hal-hal yang tidak
baik. Sedangkan aku merupakan anak yang sopan dan tergolong siswa berprestasi
di sekolah, Aku dan Juii bersekolah di sekolah yang sama aku berada di kelas 9E
sedangkan Juii berada di kelas 8E.
“Juii bangun udah siang” kataku sambil
mengguncang-ngguncangkan badan Juii yang masih tertutup oleh selimut “emangnya
sekarang jam berapa ?” Tanya Juii tanpa menoleh sedikitpun “jam 06.00” jawabku
sambil beranjak dari kamar Juii “APA JAM 06.00 !!” teriak Juii histeris “biasanya
bangun jam segitu nyantai, tumben histeris” balasku “ih Arfan masa kamu gak tau
sih, aku tu udah janjian sama temen-temen” jawabnya sambil berlari menuju kamar
mandi “kirain histeris gara-gara belum sholat subuh” balasku santaii. Begitulah
tingkah laku Juii seenaknya dalam melakukan segala hal, mama dan papa selalu
menasihati Juii agar bergaul dengan teman yang baik, namun bagi Juii nasihat
tersebut begitu mudah sekali menghilang dari ingatannya.
Pagi ini aku berangkat ke sekolah sendiri Karena Juii
sudah di jemput oleh temannya “nanti pulang jam berapa den Arfan biar saya
jemput” Tanya pak Kosin supir pribadi keluargaku “enggak usah dijemput pak,
nanti pulang sekolah saya bisa pulang naik angkot” tolakku sopan, setelah
berpamitan dengan pak Kosin aku berjalan menuju kelasku. Di perjalanan menuju
kelas aku melihat Juii dengan teman-temannya sedang berkumpul di belakang
sekolah yang biasa mereka sebut markas, akupun berjalan mendekatinya “Juii”
panggilku “apa sih ganggu aja” jawab Juii tanpa menoleh ke arahku “Juii keknya
kakak tercintamu mau gabung dengan kita” balas salah satu teman Juii “benarkah
??” Tanya Juii sambil menatapmu “benar aku akan bergabung dengan kalian”
jawabku santai, sontak Juii dan teman-temannya menatanpku dengan tatapan heran
“benarkah ?” Tanya Juii lagi “benar, tapi nanti kalau kalian udah berubah jadi
anak yang baik” balasku santai lalu meninggalkan mereka, mereka hanya terdiam
dan berpandangan satu sama lain.
Pulang sekolah Juii berjalan santai menuju kelas namun
tiba-tiba ada seeorang gadis yang menabraknya sehingga membuat Juii kaget
sekaligus kesal “kalau jalan pakek mata gak sih ??” Tanya Juii dengan nada
kasar, namun kata-kata Juii tidak membuat wajah gadis tersebut takut “iya aku
jalan pakek mata” jawabnya santai, tanpa mereka sadari mereka telah jadi pusat
perhatian oleh para murid yang sedang ada di area tersebut.
“Kalau jalan pakek mata, kok bisa nabrak” Tanya juii tak
mau kalah
“emangnya aku doing yang harus disalahin, kalau kamu juga
pakek mata, harusnya kamu menghindar dong” balasnya
“Ooooo…jadi gitu ya, oke denger baik-baik ya gadis payah
aku akan membalas semua perkataan mu” jawab Juii dengan lantang.
Tanpa membalas ancaman Juii gadis tersebut langsung pergi
sambil menyandung bahu Juii, juii yang melihatnya merasa kesal karena baru
pertama kali ada seseorang yang berani melawannya apalagi seeorang gadis “GADIS
GILA” teriak Juii, namun teriakan Juii tidak mempengaruhi gadis tersebut.
Pagi harinya Juii menceritakan kejadian tersebut kepada
teman-temannya, teman-temanya hanya membalas dengan senyuman tanda mengerti,
sepertinya Juii mempunyai niat jahat terhadap gadis yang menantangnya kembali
“itu dia orangnya” kata Juii sambil menunjuk gadis tersebut “kalian ada yang
mengenalnya tidak ?” Tanya Juii kepada teman-temannya “aku sepertinya
mengenalnya, gadis itu bernama Luna, dia anak baru” jawab salah satu teman Juii
“owh, kelas berapa dia ?” tanya Juii santai “kelas 9E kek nya” jawab temannya
lagi. 9E?? berarti satu kelas dong sama
Arfan sial bakalan menyusahkan nih buat balas dendam batin Juii dalam hati.
Pagi harinya Juii bangun lebih awal karena dia ingin
menanyakan beberapa hal tentang murid baru tersebut “pagi kak Arfan” sapa Juii
dengan ramah, dari sikapnya aku sudah bisa menebak kalau dia menginginkan sesuatu
“pagi juga Juii” balasku singkat “mau nanya nih kak Arfan tentang..” belum
sempat Juii melanjutkan bicaranya aku sudah memotongnya dengan kata-kataku
“tumben manggil kakak” jawabku santai “kemarin ada yang bilang katanya di kelas
9E ada murid baru ya ?” Tanya Juii sambil menyantap makan paginya. Bagi kami
sudah hal yang biasa jika mama dan papa jarang di rumah karena sibuk dengan
urusan mereka masing-masing.
“Siapa yang bilang ?” tanyaku “ada yang bilang” jawab
Juii singkat “iya namanya Luna emangnya kenapa ??” tanyaku dengan nada selidik
“jangan-jangan kamu mau buat masalah ya sama dia ? awas ya aku bilangin mama
kamu” ancamku serius “denger ya Juii, Luna dan keluarga nya hidup dengan
keadaan pas-pas an, Luna saja sekolah di sekolah kita karena dapat beasiswa,
jadi kamu jangan sekali-kali gangguin dia” ucapku panjang lebar pada Juii,
tanpa menjawab Juii meninggalkan ruang makan tanpa mengeluarkan satu katapun.
Di sekolah Juii berkumpul lagi dengan teman-temannya
“gimana udah tanya kakakmu ?” tanya Bani salah satu temanku “gue sebel deh sama
si Arfan pakek bela-belain tu cewe lagi” jawab Juii dengan logat Jakartanya
“nyatai” balas Bani lagi “nyantai gimana si Arfan pekek ngancem-ngancem gue
lagi” jawab Juii dengan nada meninggi.
Pulang sekolah aku melihat Juii dan teman-temannya sedang
mengobrol dengan muka serius, akupun mendatangi mereka “Juii ayo pulang” ajakku
pada Juii saat sudah mulai mendekati gerombolan tersebut “gue pulang dulu ya
guys” pamit Juii pada teman-temannya, aku tertegun mendengar jawaban Juii,
tumben mau diajak pulang batinku.
Di tempat parkir kami segera masuk mobil kerena pak Kosim
sudah menjemput kami. “Eh tunggu deh pak” cegahku pelan di tengah perjalanan
karena melihat seorang gadis berseragam sama seperti kami sedang menangis “kayaknya
itu Luna deh ??” tanyaku “truss kenapa kalau Luna, ayo pak jalan” jawab Juii
cuek “bentar pak, saya mau turun pak Kosim pulang aja sama Juii, kasian Juii
mungkin cepek” balasku tegas. Setelah itu aku turun dari mobil menuju arah
gadis tersebut, pak Kosimpun siap untuk melajukan mobilnya “bentar pak” cegah
Juii tiba-tiba “ada apa den Nathan ?” tanya pak Kosim pada Juii “tidak pa-pa”
balas Juii singkat.
“Luna”
panggilku setelah melihat Luna “Arfan” jawab Luna sambil menghapus air matanya
“kamu kenapa ??” tanyaku hati-hati “cewek ini tadi jualan gorengan, saat mau
menyabrang dia nabrak mobil saya. Dan membuat mobil saya kena minyak gorengan,
pokonya saya mau kamu ganti rugi” tuntut seorang pria berbadan besar “anda
tidak berhak untuk meminta ganti rugi kepada Luna, karena gara-gara keteledoran
bapak dalam menyetir membuat dagangan Luna hancur” belaku tidak terima
“memangnya kamu ini siapa berani-beraninya menantang saya” akhirnya perdebatan
antara aku dan pria tersebut semakin menjadi-jadi, saat pria tersebut hendak
memukul wajahku dengan secepat kilat Juii datang dan membalas pria tersebut.
Setelah
kejadian tersebut Aku,Juii, dan Luna berjalan menuju klinik untuk mengobati
luka Luna “apa kau tidak pa-pa ?” tanyaku pada Luna “tidak pa-pa, aku hanya
takut jika ayah dan ibuku tau kejadian tersebut, pasti mereka akan sangat
mengkhawatirkanku” balas Luna dengan senyuman manis “makasih ya Fan tadi udah
bantuin, kamu juga Jonathan” ucap Luna pelan namun tulus “Jonathan ??” tanya
Juii kaget “iya namamu kan Jonathan” balas Luna pelan “Owh” jawab Juii dengan
nadanya yang cuek.
Aku dan Juii mengantarkan Luna pulang, sesampai di rumah
Luna kami tertegun melihat rumah Luna yang begitu kecil dan sempit “ini rumah
mu ?” tanyaku pada Luna “Bukan ini rumah kontrakan, aku, ayah, dan ibuku
menyewa rumah ini karena murah” jelas Luna “tapi kan ini..” belum sempat Juii
melanjutkan kata-katanya aku memberikan isyarat agar Juii diam “tapi apa ?”
tanya Luna “tapi rumah ini sangat bersih” lanjut Juii, aku yang mendengar
jawaban Juii sempat kagum karena baru pertama kali Juii memuji sesuatu “terima
kasih” jawab Luna singkat kemudian berjalan membuka pintu.
Di rumah Luna hanya ada ibunya, sedangkan ayah Luna
sedang bekerja “hai ibu” sapa Luna dengan senyumannya “Luna kemana daganganmu
?” tanya ibu Luna khawatir “bibi tadi di perjalanan saya membeli dagangan Luna,
jadi sekarang dagangannya sudah tidak ada” jawabku menjelaskan, Juii dan Luna
memandangku dengan tatapan tidak mengerti. Ibu Luna sangat menyambut kedatangan
ku dan Juii kemudian menyuruhlu dan Juii untuk makan malam di rumahnya
ceritanya belum selesai
BalasHapustunggu ya nanti dilanjut :)
BalasHapussemoga dia mau menjawab semuanya
BalasHapusAmin
Hapusgood story *_*
BalasHapusceritanya bagus bangettttt !!!!!
BalasHapuskapan kak lanjutan ceritanya
BalasHapusKak Avril kapan - kapan aku liat ceritanya langsung ya :)))
BalasHapuswahh jenengku lho wi :"v
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapuskepo !!! :(((
HapusYoh :"v
Hapusfollow terus ya cerita dari kutaru.blogspot.com
BalasHapusoke :"v
Hapusokeee :))
Hapussaya menunggu cerita lanjutannya ya kak ?
BalasHapusyoii
Hapus