My New Dream -Part 1-



 Part 1

Pagi hari yang cukup cerah matahari yang sudah mulai menampakkan sinarnya dan burung-burung mulai bernyanyi dengan merdu, jam beker kamarku berbunyi cukup keras, aku mulai membuka mataku perlahan “berisik” kataku sambil melempar jam beker ke sembarangan arah “oii kalau berisik ngapain di alarm?” tak sadar ternyata jam beker tersebut mengenai kakakku yang selalu membangunkanku dipagi hari “aduh maaf ya kak, tadi nggak sengaja lempar” sesalku dengan muka memelas “apaan nggak sengaja kok dilempar, dasar sana mandi udah siang nih” perintah kak Jess sambil meninggalkanku. “padahal kan hari ini harus piket, dasar aku” selama mengenakan seragam aku terus mengomel sendirian.
            Di ruang makan papa dan mama sudah menungguku, langsung saja aku duduk dan bersiap untuk makan namun ada sesuatu yang menahan tanganku siapa lagi kalau bukan kak Jess “apaan sih? aku mau makan nih” ucapku pada kak Jess
“makan?? udah jam berapa ini setengah tujuh ayo berangkat” kak Jess menarik tanganku begitu saja dan menyeretku keluar.
“makan dulu bentar ya??” pintaku memohon
“salah siapa bangun kesiangan”
“yaudah deh, aku berangkat dulu ya ma, pa” pamitku sembari mencium kedua tangan orang tuaku
“ini bekalnya” ujar mama sambil memberikan kotak makan kepadaku
“makasih ma”
            Selama perjalanan kesekolah, perutku terus saja berbunyi mungkin karena biasanya aku makan pagi dan sekarang tidak, setalah kak Jess memarkirkan motornya aku teringat sesuatu “oiya kak Jess, aku lupa bawa dasi nih gimana dong, balik enggak?” tanyaku dengan nada panik.
            “aduh kamu ma ceroboh banget orangnya” balas kak Jess dengan nada kesal
            “kalau kakak mau masuk dulu nggak papa, aku pulang ya?” aku bersiap untuk meninggalkan kak Jess, namun lagi-lagi kak Jess menahan tanganku
            “pulang?? bentar lagi masuk tau, nih pake punya aku aja”
            “mana boleh kayak gitu, nanti kan kakak dihukum”
            “hadeh nggak mau ya udah deh, aku pakek lagi”
            “iya mau kok makasih kak, kakak emang baik”
            “lain kali jangan diulangi ya”
            Aku dan kak Jess memasuki gerbang sekolah, kak Jess mengantarkanku sampai didepan kelas padahal beberapa kali aku sudah menolak agar kak Jess tidak usah mengantarku kekelas, namun bebe-rapa kali juga kak Jess tetap saja menolak permintaanku itu. Selama upacara berlangsung aku sedikit melihat kearah kelas kak Jess namun disana tidak ada kak Jess.
Aku sangat khawatir kepada kak Jess kasian juga kalau kak Jess sampai kena hukuman gara-gata aku “kak Fina liat kak Jess enggak??” tanyaku pada kak Safina salah satu teman kak Jess “kayak-nya dari tadi belum masuk kelas tuh” balas kak Safina “gitu ya makasih deh kak” tukasku sambil meninggalkan kak Safina. Aku segera kembali menuju kelasku, seseorang menepuk bahuku pelan “apaan lagi sih nih?” tanyaku sambil menatap kebelakang “halo Avrile selamat pagi” ternyata orang tersebut adalah Kabiru Jasmine sahabat sekaligus teman sebangku ku “apaan sih Bir ngagetin aja, lo mah orangnya jail banget kayak kak Jess” protesku “sama?? Darimana nya yang sama? masa gue disamain sama kakel yang super duper keren itu” balasnya sambil berkhayal “serah lo deh Bir, gue mau masuk kelas” ucapku malas.
            Sebentar lagi jam istirahat tanpa menunggu bel berbunyi aku mengajak Kabiru menuju kantin untuk memakan bekal dari mama. Karena tidak memperhatikan jalan tanpa sengaja aku menabrak seseorang dan membuat bekalku terjatuh berceceran di lantai
            sorry nggak sengaja” ucap laki-laki tersebut
            “aduh... kalau jalan pakek mata nggak sih” ketusku
            “lo nggak papa Vril??” tanya Kabiru panik
it’s okey i’m still alive” aku masih mengusap-usap siku ku yang terasa nyeri
“maaf ya, lo juga sih jalan nggak liat-liat”
“apa?? udah tau salah malah nyalahin, eh yang ada itu elo ya yang salah, pokoknya ganti”
“ganti?? ambil aja belum 5 menit juga kok”
“lo kira gue anak kecil apa?”
“yang penting udah minta maaf tuh”
“gue nggak butuh permintaan maafan dari lo, yang gue butuhin sekarang itu makanan gue, ganti gue nggak mau tau”
“lo jadi cewek bawel banget ya”
Karena tidak terima dengan aksi protesku cowok misterius tersebut justru ikutan protes, akhirnya terjadilah perdebatan diantara kami, Kabiru hanya bisa menatap perdebatan kami dengan wajah bingung. Saat situasi sedang memanas datanglah kak Jess entah muncul dari mana “apa-apaan nih? cowok lawan cewek? nggak gentle banget” lerai kak Jess dengan muka memerah
“siapa lagi nih? tiba-tiba muncul dan bilang kayak gitu?” tanya cowok misterius tersebut
“dia adik gue kenapa? salah ya kalau gue ngebelain adik sendiri?” tanya kak Jess emosi
Kak Jess yang sudah terlalu larut dalam emosi berjalan maju dan bersiap meluncurkan tinjuan ke arah cowok misterius tersebut “kak mau ngapain?” tanyaku sambil menarik tangan kak Jess
“dia udah berani bentak-bentak kamu, trus kamu pikir kakak bakalan terima gitu aja?”
“aduh kak jangan ya dia itu emang orangnya kayak gitu suka rese, tapi sebenernya baik kok”
“kamu kenal?”
“i... iya gitu deh temen kita, iyakan Bir?” aku segera berbalik untuk menatap Kabiru lalu meng-edipkan sebelah mataku.
“beneran Bir, ini temen lo?” tanya kak Jess
“bener deh kak, murid baru di kelas kita” balas Kabiru
“tuh kan beneran, udah kakak tenang aja biar aku yang ngatasin dia”
“siapa namanya?”
“na.. namanya aku lupa kak, siapa nama lo tadi?” tanyaku pada cowok misterius tersebut
“Aidil” balasnya dengan nada dingin
            “terus itu bekal kamu kenapa?” rasanya saat ini aku ingin segera melarikan diri dari interogasi kak Jess yang sangat membuatku semakin kesal saja.
            “tadi aku enggak sengaja terpeleset terus bekalnya jatuh semua deh”
            “adikku ini benar-benar ceroboh banget sih, yaudah deh lain kali hati-hati ya, ayo” ajak kak Jess sambil menarik tangan kananku
            “kemana?”
            “atap, ada yang pengen kakak omongin sama kamu”
            “yaudah deh aku pergi dulu ya Bir daah” pamitku kepada Kabiru

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Made By My Country

My New Dream -Part 18-

My New Dream -Part 20-