My New Dream -Part 8-



Part 8


Aku dan kak Jess mulai khawatir karena sejak tadi sore Aidil dan Kabiru belum juga kembali, padahal hari sudah sangat petang dan dingin “kak kita cari aja yuk mereka, udah mau malem nih entar kalau kenapa-napa gimana?” tanyaku mulai panik “yaudah ayo kita cari” balas kak Jess. Aku dan kak Jess sama-sama mencarinya dengan teliti, tiba-tiba saja aku melihat dua sosok yang tengah duduk ber-sama digundukan tanah itu pasti mereka batinku, lalu menarik tangan kak Jess untuk mendekat kearah dua sosok tersebut.
 “Aidil, Kabiru” panggilku dari belakang mereka “kalian ngapain disini?” tanyaku yang sudah sangat khawatir dengan kondisi mereka.
Akhirnya Aidil menceritakan kejadian yang telah ia lewati. Saat mereka sedang berjalan untuk kembali menuju tenda namun tiba-tiba Kabiru tergelincir untung saja Aidil menangkapnya “lo nggak papa?” tanya Aidil, tidak ada balasan dari Kabiru dia terus menatap Aidil “Bir lo nggak papa?” ulang Aidil “maaf tadi gue melamun” balas Kabiru sambil tersenyum.
Kabiru mencoba berjalan namun hasilnya nihil kakinya susah untuk digerakkan “aduh kaki gue nggak bisa buat gerak, gimana dong?” tanya Kabiru panik “kalau gue manggil bantuan masa lo sendirian disini mana udah mau malem lagi” balas Aidil “Aidil lo ke tenda aja dulu kasih tau yang lain, gue disini nggak papa kok” tukas Kabiru “ya nggak mungkin lah Bir, gue ninggalin cewek sendiran gini dihutan” tolak Aidil.
Hari sudah malam kabut tebal mulai berdatangan bersamaan dengan udara malam yang dingin Aidil dan Kabiru masih terdiam ditempat itu sambil menunggu bantuan “dingin banget ya” kata Kabiru sambil merapatkan bajunya “lo itu udah tau mau camping, malah pakek baju kayak gitu, aneh tau nggak?” Aidil mengomentari pakaian Kabiru yang sama sekali tidak cocok untuk digunakan di daerah hutan, rok selutut dan kaos yang dibalut rompi casual-nya “mau gimana lagi gue lebih mengutamakan penampilan gue dari pada mikirin hal kayak gitu” balas Kabiru.
Tiba-tiba Aidil melepaskan jaketnya lalu menyerahkan kepada Kabiru “nih gue pinjemin jaket gue buat lo”
“lo gimana? emang nggak dingin?” tanya Kabiru.
“udah enggak usah dipikirin, gue itu anaknya kuat”
“kalau diliat-liat lo itu baik, perhatian, romantis, tampan, lucu, terus.. ”
“ya makasih pujiannya mendingan lo sekarang istirahat deh biar kaki lo cepat sembuh, terus besok bisa langsung kembali ke tenda”
“lo beneran suka sama dia?”
“maksud lo?”
“kok lo bisa sih suka sama Avril? Ya gue sih nggak heran soalnya dia emang banyak yan suka, tapi lo kan anak baru disekolah?”
“menurut gue dia itu cewek pintar, lucu, cantik, baik, perhatian, dan sangat tulus jika mela-kukan sesuatu, makannya gue bisa jatuh cinta sama dia”
“gitu ya? Gue pikir lo ada benernya juga”
Bagian terakhir dari cerita Aidil hanya aku yang diceritakan olehnya, entah apa maksudnya tapi aku memilih untuk diam dan tetap memandangi kak Jess yang tengah menanyai Kabiru.
“lo enggak papa kan?” tanya Kak Jess.
“iya kak udah agak mendingan” balas Kabiru.
Kak Jess memapah Kabiru untuk berjalan aku dan Aidil mengikutinya dari belakang “kamu tadi kenapa nggak bantuin Kabiru sih?” tanyaku sambil menyenggol lengan Aidil.
“gimana caranya? aku juga bingung tau” balas Aidil.
“kamu kan bisa gendong Kabiru kayak aku dulu, atau bantuin Kabiru jalan kan bisa, nggak usah nunggu aku kayak tadi tau, gimana kalau misalnya aku nggak dateng?”
“aku juga nggak tau, mungkin kalau kamu yang jatuh kayak Kabiru aku pasti langsung lakuin itu, aku juga bingung soalnya takut kalau salah paham”
“lain kali kamu nggak boleh kayak gitu, walaupun bukan aku tapi kamu tetep harus bantuin, apalagi Kabiru itu sahabat aku” aku tersenyum tulus menatap Aidil.
“nah ini nih yang buat aku semakin suka sama kamu, kamu itu baik benget” Aidil tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu memelukku.
“kamu cari kesempatan dalam kesempitan nih” aku membalas pelukan Aidil.
“heii kalian cepetan jalannya ini udah malem lho” panggil kak Jess yang jaraknya sudah mulai jauh dariku dan Aidil.
“oke kak, Aidil lepasin dulu kita harus cepetan ke tenda” balasku sambil mencoba melepaskan pelukan Aidil.
“enggak mau”
“terus kamu mau kayak gini sampai kapan?”
“emang kamu nggak mau aku peluk?”
“bukan gitu masalahnya kita itu ada di tengah hutan tau, balik dulu kan bisa terus nanti dilanju-tin di sana gitu, mau kan?”
“beneran nih? yaudah ayo pulang” balas Aidil lalu menggandeng tanganku.
Setelah sampai ditenda kami duduk didepan api unggun kak Jess tengah memijat kaki Kabiru yang terkilir, Aidil juga tengah meletakkan beberapa kayu sedangkan aku sedang mengambil minuman untuk mereka, selesai dengan tugasku aku duduk di dekat Aidil tiba-tiba saja Aidil meletakkan kepalanya dibahuku “kepalamu nggak sakit? Kamu lebih tinggi dari aku lho” tanyaku “sakit sih, tapi aku suka” balasnya lalu tersenyum “dingin ya?” tanyaku “iya” balas Aidil singkat “sini” kataku sambil meletakkan kepala Aidil di pangkuanku “kamu tidur aja” pintaku seraya memegangi kepala Aidil yang terasa dingin “boleh” balasnya singkat lalu menutup matanya.
“Aidil enak sekali bisa tidur dipangkuan kamu harusnya kakak yang kayak gitu” protes kak Jess dengan suara keras.
“udahlah kak Jess, lagian Avril kan pacarnya, kak Jess kan cuma kakaknya” bela Kabiru disertai tawa kecilku.
“sayang banget kak Jess itu kakaknya haha...” ejek Aidil.
“kamu nggak usah ikutan debat” balasku.
“gitu ya lo kalau udah dapet adik gue, masih untung gue ngasih restu ke hubungan lo itu, coba aja kalau enggak? Kalian nggak akan bisa bersama”
“kakak udah ya, ini udah malem biarin Aidil tidur”
“kamu kok jadi sering belain Aidil sih?”
“rasakan itu kak Jess” ejek Aidil
“haha...” kami tertawa bersama entah apa yang membuat kami tertawa lepas seperti itu, tapi rasanya sangat menyenangkan berdebat dengan sesama teman.
“udah malem masuk yuk ngantuk nih” ajakku lalu membangunkan Aidil.
“bentar” balas Aidil.
“kak Jess sama Kabiru udah masuk tuh dari tadi”
“iya, iya”
Tak beberapa lama kami semua tertidur dan bangun saat matahari sudah menjulang tinggi, kami berkumpul untuk bersiap-siap pulang ke vila “udah nggak ada yang ketinggalan?” tanyaku mengingatkan mereka “udah yuk jalan” balas Aidil dengan semangat “udah dicek kan barang-barang kalian, uang, ponsel, pacar?” tanya kak Jess sambil tertawa kecil “beres deh kak pacarnya udah aku pegang biar nggak ketinggalan” balas Aidil lalu meraih tanganku. Setelah keluar dari hutan kami meletakkan barang-barang ke bagasi mobil dan siap untuk pulang ke vila. Sesampainya di vila kami segera beres-beres karena masa liburan akan berakhir 2 hari lagi dan rencananya kami semua akan pulang malam ini juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Made By My Country

My New Dream -Part 18-

My New Dream -Part 20-