My New Dream -Part 14-


Part 14


Aku dan kak Safina turun kebawah untuk bergabung dengan kak Jess dan Aidil “yah gini nih kalau cowok ketemu sama cowok adanya cuma main game mulu” keluhku “udah dong mainnya” bujuk- ku “iya bentar habis ini juga selesai kok” balas kak Jess, tanpa banyak bicara aku langsung menelepon kak Jess ‘aku sayang kakak’ bunyi rington kak Jess membuat kami semua menatap kak Jess dengan penuh keterkejutan “Jess bunyi ponsel kamu...” kak Safina kehabisan kata-kata “kakak udah dibilangin suruh ganti juga, enggak malu apa didengerin kak Fina” protesku sambil merebut ponsel kak Jess “bawa sini enggak? Ini kan udah kakak ganti”
“sama aja tau nggak, lagian kakak kok sempat-sempatnya sih ngrekam suara aku waktu aku lagi di halte kan?”
“kesempatan dong, nada dering yang itu udah basi, sekarang ganti yang baru dong”
“pokoknya ganti, aku nggak mau tau apapun alesan kakak”
“kamu kok gitu sih? Kakak kan udah beliin kamu seragam baru, biarin lah kakak pakai rington yang itu” kata-kata kak Jess seolah bisa dengan mudah membuatku luluh
 “nada deringnya dapat dari mana kak? aku minta dong” Aidil malah ikut-ikutan mendukung kak Jess.
“kamu kan bukan kakaknya” canda kak Jess
“tinggal kakaknya diganti aja sama nama Aidil jadi gini nih ‘aku sayang Aidil’ bisa kan kak?” tanya Aidil lagi.
“haha.. Jess ini bener-bener sayang sama kamu ya” tukas kak Safina sambil menyikut lenganku, aku membalasnya dengan senyuman.
“iya dong ‘imouto’ ku yang berharga” balas kak Jess bangga.
“imouto?” tanya Aidil dan kak Safina bersamaan.
“imouto itu bahasa jepang, bahasa indonesianya adik kecil” jelasku.
Tiba-tiba Aidil mendapatkan panggilan dari ponselnya dia segera mengangkat telepon tersebut yang ternyata dari ibunya.
“walaikumsalam... apa? baik aku pulang... iya tenang saja aku akan sampai disana dengan selamat doakan aja...” balas Aidil lalu menutup teleponnya.
“kenapa?” tanyaku.
“aku harus pulang ke Sulawesi ibuku sakit, jadi ya aku harus pulang buat jagain beliau” aku terdiam mendengarnya, jantungku seolah berhenti berdetak.
“lalu kamu kapan balik lagi kesini?” tanyaku khawatir.
“nggak tau juga, mungkin nanti kalau ibuku udah bener-bener sembuh baru aku balik lagi kesini” rasanya hatiku semakin sesak mendengarnya.
“aku gimana? Kamu mau ninggalin aku gitu aja?” aku mulai berkaca-kaca.
“aku kan udah bilang bakalan balik lagi, jangan bilang gitu dong” balas Aidil sambil meraih kedua tanganku.
“kenapa aku punya firasat kalau kamu nggak bakalan balik lagi kesini, apalagi Cuma buat ketemu aku, aku takut Aidil”
“kamu nggak boleh ngomong gitu aku bakalan kesini lagi, aku punya sekolah, aku punya teman, dan aku punya kamu seseorang yang sangat berharga bagiku”
“kalau kamu butuh apa-apa telepon aku ya? Kabari aku setiap waktu jangan sampai terlambat dan buat aku khawatir, kamu harus janji”
Untuk terakhir kalinya Aidil benar-benar memelukku dengan tulus aku tidak ingin Aidil pergi jauh dariku, Aidil berpamitan pulang untuk menyiapkan semuanya, aku menceritakan semuanya pada kak Jess, kak Safina, Kabiru, dan juga Alvin mereka turut bersedih mendengarnya. Pagi harinya kami berlima memutuskan untuk mengantar Aidil kebandara “Aidil ini” ucapku sambil menyerahkan kartu ATM-ku padanya “apa ini?” tanya Aidil “kalau kamu butuh sesuatu, atau kamu butuh uang buat perjalanan kesini pakai aja, itu bukan uang orang tuaku aku menabungnya selama ini untuk keperluan mendadak dan aku rasa inilah saatnya nomor pin-nya 0 selama enam kali, gunakan dengan baik” jelas-ku panjang lebar karena tak bisa menahan air mata aku memutuskan untuk mengeluarkannya “dasar gadis cengeng aku tidak akan pergi meninggalkanmu jadi jangan menangis” ucap Aidil sambil memel-ukku “Vin tolong jaga Avril ya selama gue nggak ada, nggak tau kenapa tapi kayaknya Cuma lo yang bisa gue andalin” pinta Aidil pada Alvin
“iya gue bakal jaga Avril dengan baik” balas Alvin “janji Dil lo bakalan balik kesini lagi” tambah Alvin “Aidil gue percaya lo bakalan balik lagi” balas kak Jess “bye” pamit Aidil. Setelah kepergian Aidil kami pulang kerumah masing-masing karena tidak tau apa yang akan kami lakukan. Saat sampai dirumah mama dan papa menyuruh aku dan kak Jess untuk duduk diruang tamu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Made By My Country

My New Dream -Part 18-

My New Dream -Part 20-