My New Dream -Part 6-
Part 6
Kami
menunggu kak Jess dipintu masuk, karena kak Jess tengah memarkirkan mobilnya “kita
mau makan disini?” tanya Aidil ragu “iya kenapa? kamu enggak suka steak ya?” tanyaku khawatir kalau Aidil
alergi daging “suka sih tapi liat deh bawel restorannya mewah banget, apa enggak
mahal?” tukas Aidil “kamu… lagian kenapa sih kan yang bayar kak Jess” balasku
sambil mencubit pipi Aidil “auww... buat apa tuh?” tanya Aidil sambil memegangi
pipinya “balasan dari aku karena kamu masih manggil aku bawel” cecarku “wah
kalian hebat ya” puji Kabiru yang dari tadi diam melihat tingkah kami “hebat?
kenapa?” tanyaku “nggak papa lupakan” jawab Kabiru sambil tertawa jahil,
setelah kak Jess datang kami berjalan memasuki restoran bersama.
Karena
hari libur restoran terlihat sangat penuh “enak pakai kursi atau lesehan?”
tanya kak Jess “terserah kakak deh, kakak kan yang bayar” jawabku sambil
menyenggol pinggang kak Jess “duduk situ saja” tunjuk kak Jess di sebuah meja
panjang dengan 4 kursi. Saat aku mau duduk tiba-tiba saja Aidil menarikan kursi
yang ingin aku untukku “silahkan” ucapnya “makasih” balasku singkat, lalu Aidil
mengambil tempat duduk di depanku sedangkan disebelahku Kabiru dan di depannya adalah
tempat duduk kak Jess.
“kamu
pesan apa?” tanya Aidil sambil memegangkan menu untukku.
“aku?
umm… sirloin steak sama chokalate
ice” pesanku.
“kak
beneran nih nggak papa, harganya mahal lho”Aidil terkejut melihat harga makanan
yang ada di daftar menu.
“selow kali, emang biasanya harganya
segitu lo pesen aja apa yang mau lo makan, enggak usah merhatiin harganya”
jelas kak Jess.
“aku sama
aja deh kayak si bawel” kali ini aku memutuskan untuk mencubit lengannya “sakit
tau, merah kan jadinya?”
“lo apa
Bir??” tanya kak Jess kepada Kabiru.
“gue.. tenderloin steak with cheese minumnya apel juice aja” pesan Kabiru.
“kalau gitu
gue sama kayak Kabiru aja deh” balas kak Jess.
Sambil
menunggu pesanan datang kak Jess bercerita tentang urusannya kemarin waktu
Aidil di rawat, ternyata kak Jess tengah menyiapkan jadwal liburan kita sembari
mensurvei lokasi, tak lupa kak Jess juga mengambil beberapa foto untuk
ditunjukkan kepada kami.
“aku sama
Aidil udah jadian” kataku tiba-tiba setelah semua orang diam karena bermain ponsel
mereka sendiri-sendiri.
“apa?”
tanya Kak Jess dan Kabiru tidak percaya.
“kakak
jangan marah sama aku ya, aku tau ini tiba-tiba dan aku juga nggak sempet
bilang kakak dulu, soalnya...” pintaku dengan nada lembut.
“kenapa kakak
harus marah?”
“kakak setuju
aku sama Aidil?”
“setuju
dong, lagian kakak udah kenal banget sama Aidil dia itu anaknya baik,
perhatian, manis, cocok sama kamu”
“makasih
kak Jess” balas Aidil.
“Aidil
jaga adikku ya, jangan sampai kamu buat dia nangis, emang dia kadang-kadang agak
bawel tapi kamu yang sabar ya”
“haha...
bukan aku aja dong yang ngomong bawel ke dia” Aidil tertawa melihatku cemberut.
“apa kamu
bilang? wah sekarang punya komplotan ya, mau aku putusin sekarang?” ancamku
tentu saja itu hanya bercanda, mana mungkin aku memutuskan Aidil sosok laki-laki
yang sangat sempurna untukku ini.
“iya, iya
maaf” balas Aidil masih terus tertawa.
“selamat
ya kalian berdua” ucap Kabiru.
“makasih
Bir semoga lo juga cepetan dapet”
“gue udah
ada kok” jawab Kabiru sambil menatap kak Jess.
Tak lama
kemudian makanan datang dan terlihat sangat lezat “aaa” Aidil memintaku untuk
menyuapinya aku pun mengambil potongan sirloin dan mengarahkannya pada Aidil
“aaa” sekarang giliranku, Aidil membalasnya dengan menyuapiku “aaa” tiba-tiba
Kabiru memberanikan diri, dia meminta kak Jess melakukan hal yang sama seperti
kami, kak Jess hanya membalasnya dengan senyuman kemudian melakukannya, Kabiru
tertawa puas melihat kak Jess mau menuruti perintahnya. Setelah selesai makan
pelayan memberikan tagihan makanan yang disitu tertulis “680 ribu” lalu kak Jess
segera membayarnya.
Sesampainya
dirumah kami merasa lelah dan memutuskan untuk tidur dikamar masing-masing
lagipula kami harus menyiapkan barang-barang untuk keperluan besok, sayangnya
saat kami sibuk bersiap-siap Aidil masih tertidur pulas dikamarnya. Pagi hari
yang cerah kami sudah berkumpul dimeja makan untuk sarapan “udah pada siap-siap?”
tanya kak Jess.
“emang
mau kemana?” tanya Aidil yang memang tidak mengetahui jadwal hari ini, padahal
kemarin aku sudah memberitahunya.
“ya ampun
kamu beneran nggak tau kalau kita mau kedanau toba? Emangnya Avril nggak ngasih
tau sama kamu?” tanya kak Jess lagi.
“udah aku
kasih tau kali waktu itu, kamunya aja yang lupa” balasku sewot.
“iya deh
aku yang salah, bantuin siap-siap dong” pinta Aidil sambil mengedipkan sebelah
mata kepadaku, aku sedikit salah tingkah dibuatnya.
“bener
tuh lo harus bantuin Aidil” tambah Kabiru.
“kenapa
harus gue? yang lain kan bisa lagian masak gue bantuin beres-beres di kamar cowok
sih” balasku dengan muka merah.
“nggak
mau nih? yaudah deh aku nggak usah ikut aja, tinggal aja kak Jess aku mau tidur
lagi” Aidil segera beranjak dari meja makan.
“iya deh
aku bantuin nih” aku mengikuti Aidil dari belakang.
kuy diikuti lanjutannya \ ^ , ^ /
BalasHapus