My New Dream -Part 20-

Part 20

Alvin meminjamkan bajunya pada Aidil dia membantu merapikan penampilan Aidil “kayaknya gue mau ikut kalian deh” ucap Alvin “ide bagus, aku rasa nanti bantuan kamu juga sangat dibutuhkan” balasku. Kami bertiga sudah berdiri dengan perasaan tegang didepan pintu rumahku “kalian udah siap?” tanyaku “ketuk aja pintunya” balas Alvin, aku mengetuk pintu dengan perasaan tegang, jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya, setelah mengetuk pintu suara langkah terdengar mendekati pintu “kalian?” tanya kak Jess “boleh masuk?” tanyaku “ya boleh dong, ayo masuk” balas kak Jess. Kami masuk dan duduk diruang tamu “aku sangat merindukan rumah ini” ucapku masih menatap tangga menuju kamarku “kalau gitu balik dong, kamu pasti merindukan kamar kamu dan juga aku yang selalu membangunkanmu setiap hari” balas kak Jess.
Tak beberapa lama mama datang dan duduk didepan kami mukanya langsung memerah saat mendapati Aidil ada disebelahku “ada urusan apa kamu kemari? berani sekali kamu datang kemari setelah membuat putri saya pergi dari rumah ini” tanya mama pada Aidil
“bukan salah Aidil ma aku yang buat keputusan, jadi ini semua nggak ada hubungannya sama Aidil mama nggak boleh nyalahin dia” belaku
“tante, saya kesini untuk meminta restu dari tante, saya sebagai seorang laki-laki tidak pantas mendapatkan perlindungan dari putri tante, jadi saya mohon izinkan saya untuk menjaga putri tante, saya sangat menyukai putri tante sama seperti tante menyayanginya, pasti tante tau kan gimana rasa-nya mencintai seseorang dan ingin melindunginya” Aidil mejelaskan semuanya pada mama, air mata yang membendung di mataku tak mampu kutahan, pernyataan Aidil sama sekali terdengar tulus bahkan Aidil tidak bersiap-siap sebelum datang kesini.
Mama tidak menjawab dia hanya menatap Aidil dengan tatapan tajam “saya belum pernah melihat laki-laki seperti kamu Aidil” balas mama.
“benar papa yakin kalau Aidil itu pantas mendapatkan putri kita ma” tiba-tiba saja papa sudah berada di ujung tangga ruang tamu.
“papa” panggilku sambil memeluk papa.
“papa akan selalu mendukung kamu” ucap papa dengan tulus.
“baiklah karena papamu setuju dengan kamu saya juga akan merestui hubungan kalian, mama sudah melihat bagaimana keberanian Aidil untuk mendapatkanmu, tapi kamu harus kembali kerumah ini” balas mama.
“terima kasih banyak tante, saya akan menjaga putri anda dengan baik”
Malam itu juga aku kembali kerumah dibantu dengan Alvin, Aidil dan kak Jess entah bagaima-na caraku berterima kasih pada Aidil. Pagi harinya aku melakukan hal biasa seperti yang aku lakukan saat berada dirumah, suasana dirumah menjadi sangat hangat karena ikatan keluarga yang terputus kini sudah kembali berkat kehadiran seseorang. Kak Jess tidak mengizinkan Aidil menjemputku karena hanya kak Jess yang boleh mengantarkanku kesekolah. Di sekolah Aidil berangkat lebih awal dari biasanya dia menungguku di gerbang sekolah.
“pagi kak Jess, pagi Avril” sapanya dengan ramah.
“pagi juga Aidil” balas kak Jess.
“ibuku nanti kesini” ucap Aidil.
“pasti dia mau ketemu Kayla?” tebakku setelah kak Jess pergi memarkirkan motorny.
“iya betul dia mau ketemu sama Kayla, tapi aku minta sama kamu biar kamu juga datang menemui ibuku”
“gimana kalau ibumu nggak suka sama aku? jangan-jangan Kayla mau mengadukan semua tentang kita ke ibumu? dan juga nanti kalau...” Aidil membungkam mulutku.
“haha.. enggak usah panik gitu kali, kamu itu harus yakin dan percaya diri seperti aku waktu ketemu dengan mama kamu”
“iya deh nanti aku coba”
Kayla aku belum terlalu mengenalnya, tapi banyak yang bilang kalau dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dengan cara apapun. Pelajaran pertama hari ini adalah bahasa Indonesia “pagi anak-anak” sapa bu Fika “pagi bu” balas kami serempak “kemarin ibu sudah memberikan kalian tugas kan? sekarang ibu akan membahasnya dan menyuruh kalian semua membacakan puisi kalian masing-masing” jelas bu Fika “tapi sebelum itu, Avril silahkan maju kedepan” aku terkejut namaku disebut-sebut oleh bu Fika “kemarin saya dapet laporan dari Kayla kalau kamu tidak mengerjakan tugas ibu tapi kamu justru main-main keluar kelas, benar begitu?” tanya bu Fika “tapi kan saya udah selesai ngerjain bu” protesku tidak terima “ibu sudah memeriksa semua lembaran setiap siswa dan tugas kamu tidak ada disini” jawab bu Fika
“bu saya punya saksi atas kejadian ini orang saya udah ngumpulin juga, mungkin dibuang kali bu sama Kayla”
“enak aja siapa juga yang buang tugas lo?” tanya Kayla sewot.
“jujur aja deh lo iri kan sama gue?” tanyaku tanpa mempedulikan seluruh siswa yang ada di kelas, termasuk bu Fika.
“cukup kalian berdua, Avril kamu tadi bilang kalau ada saksinya siapa dia?”
“Kabiru Jasmine bu tanya aja ke dia”
“Jasmine ya? bener Avril udah ngerjain tugas dari ibu?” tanya bu Fika
“bener kok bu, soalnya kemarin saya yang ngumpulin tugasnya dia ke Kayla” balas Kabiru
“terima kasih Jasmine, Kayla kamu silahkan maju kedepan”
Kayla berjalan kedepan dengan muka cemberut rupanya dia ceroboh dalam melakukan hal yang berniat menjebakku.
“tadi Kabiru bilang kalau dia yang ngumpulin tugas Avril, lalu kemana tugasnya sekarang kenapa hanya tugas Avril yang hilang?” tanya bu Fika.
“ya saya nggak tau bu, begitu udah pada ngumpulin saya langsung taruh ke meja ibu” balas Kayla mencoba meyakinkan bu Fika.
“kamu punya saksi atas kejadian tersebut?”
“enggak juga sih bu, tapi bu Fika pecaya kan sama saya? Nggak mungkin lah bu saya bohong, lagian kan saya ketua kelas”
“kamu sebagai ketua kelas seharusnya bertanggung jawab atas semua siswa yang ada di kelas ini, kalau misalnya tugas Avril hilang atau jatuh kenapa kamu tidak memberi tahu Avril supaya dia membuat yang baru”
“kalian saya hukum karena tidak peduli satu sama lain” tambah bu Fika
“saya juga bu? saya korban lho bu disini” protesku tidak terima
“ibu tidak menghukum kamu Avril, ibu minta sama kamu untuk mengawasi Kayla selama melakukan hukumannya, baik untuk Kayla sekarang kamu lari keliling lapangan”
“baik bu” balas Kayla dengan lesu
Aku terus mengawasi Kayla berlari “rasakan itu siapa suruh buang-buang tugas gue” ejekku saat Kayla berlari melewatiku “apa lo bilang?” tanya Kayla lalu kembali dan berdiri didepanku “liat aja nanti, saat tante Clara kesini gue bakalan ngomporin tante Clara biar dia benci sama lo” sayangnya Kayla mengatakan hal tersebut dengan ceroboh “Kayla” panggil seseorang dari ujung lapangan “tante Clara” balas Kayla “tante nggak nyangka kamu kayak gini, ternyata kamu orang yang licik tante salah menilai kamu” wanita tersebut memarahi Kayla “tante tadi Kayla cuma bercanda kok, tante jangan salah paham dulu” balas Kayla “maaf ya Kayla keputusan tante sudah bulat mulai sekarang kamu jangan dekati Aidil lagi” pinta wanita tersebut yang ternyata adalah ibunya Aidil.
Kayla berlari sambil menangis meninggalkan kami “kamu pasti Avril?” tanya tante Clara aku membalasnya dengan anggukan kepala “saya ibunya Aidil, maafkan saya karena selama ini tidak percaya pada cerita-cerita Aidil tentang kamu” lanjut tante Clara “nggak papa tante saya senang akhir-nya tante tau siapa sebenarnya Kayla itu, kalau tante mengizinkan tolong biarkan Aidil agar tetap berada disisi saya” pintaku “tentu saja, tante sekarang percaya kepadamu dan Aidil” balas tante Clara dengan senyuman manis “terima kasih banyak tante” jawabku dengan gembira.

Komentar

  1. Menarik Dan Inspiratif sekali cerita ini, untuk para pencinta sepakbola bisa Gabung Disini untuk dapat update serta informasi terbaru mengenai Sepakbola >_<

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

My New Dream -Part 22-

My New Dream -Part 17-

My New Dream -Part 18-