Postingan

My New Dream -Part 22-

Part 22 Kenapa selalu ada halangan untukku, aku sangat yakin bahwa aku membuat keputusan yang tepat, dengan ini semuanya akan baik-baik saja meskipun nantinya Aidil akan membenciku, aku menceritakan ini kepada Kabiru, Alvin dan juga kak Jess mereka sama-sama tertegun mendengarnya entah apa yang bisa mereka lakukan. Pagi harinya dengan perasaan malas aku berjalan menuju kelas, Alvin mengantarkanku untuk meletakkan tas ditempat duduk saat itu juga aku berpapasan dengan Aidil, tanpa berpikir panjang aku berlari menjauh dari hadapannya. Hal itu selalu aku lakukan setiap aku melihat Aidil. Aku teringat kalung yang diberikan Aidil kepadaku, suatu saat nanti aku akan mengembalikannya. Seperti biasa aku berjalan menuju kelas namun Aidil menarik tanganku “ikut aku” ucapnya seraya membawaku ke belakang sekolah. Di sana ada sebuah kolam untuk berenang saat olahraga. “kamu ngapain lari kalau ketemu aku?” tanya Aidil sambil menatapku tajam. “maaf aku nggak bisa nglakuin apa-apa, ini” b

My New Dream -Part 21-

Part 21 Kayla berlari sambil menangis meninggalkan kami “kamu pasti Avril?” tanya tante Clara aku membalasnya dengan anggukan kepala “saya ibunya Aidil, maafkan saya karena selama ini tidak percaya pada cerita-cerita Aidil tentang kamu” lanjut tante Clara “nggak papa tante saya senang akhir-nya tante tau siapa sebenarnya Kayla itu, kalau tante mengizinkan tolong biarkan Aidil agar tetap berada disisi saya” pintaku “tentu saja, tante sekarang percaya kepadamu dan Aidil” balas tante Clara dengan senyuman manis “terima kasih banyak tante” jawabku dengan gembira. Aku mengantarkan tante Clara menemui Aidil dikelas “permisi bu Fika” ucapku sambil mengetuk pintu “iya ada apa? Kayla sudah selesai dengan hukumanya?” tanya bu Fika “bukan bu, saya mau bertemu dengan Aidil karena ibunya ada disini” jelasku “baiklah Aidil silahkan temui ibu kamu” bu Fika mempersilahkan Aidil untuk menemui ibunya. “Aidil” panggil tante Clara setelah melihat putranya keluar. “ibu kenapa ibu kesini?” tanya

My New Dream -Part 20-

Part 20 Alvin meminjamkan bajunya pada Aidil dia membantu merapikan penampilan Aidil “kayaknya gue mau ikut kalian deh” ucap Alvin “ide bagus, aku rasa nanti bantuan kamu juga sangat dibutuhkan” balasku. Kami bertiga sudah berdiri dengan perasaan tegang didepan pintu rumahku “kalian udah siap?” tanyaku “ketuk aja pintunya” balas Alvin, aku mengetuk pintu dengan perasaan tegang, jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya, setelah mengetuk pintu suara langkah terdengar mendekati pintu “kalian?” tanya kak Jess “boleh masuk?” tanyaku “ya boleh dong, ayo masuk” balas kak Jess. Kami masuk dan duduk diruang tamu “aku sangat merindukan rumah ini” ucapku masih menatap tangga menuju kamarku “kalau gitu balik dong, kamu pasti merindukan kamar kamu dan juga aku yang selalu membangunkanmu setiap hari” balas kak Jess. Tak beberapa lama mama datang dan duduk didepan kami mukanya langsung memerah saat mendapati Aidil ada disebelahku “ada urusan apa kamu kemari? berani sekali kamu datang kema

My New Dream -Part 19-

Part 19 Di lapangan tampak sepi Aidil bermain basket seorang diri aku melihatnya bermain sambil tersenyum-senyum sendiri. Aidil itu segalanya bagiku dia tampan, manis, pintar, lucu, romatis, bertanggung jawab, dan sangat sempurna aku sangat menyukainya apapun akan aku lakukan untuknya. Setelah puas bermain basket Aidil beristirahat dan duduk disampingku “aduh capek banget” keluh Aidil sambil menyeka keringat yang ada diwajahnya “sini aku bersihin” balasku lalu mengeluarkan tisu dan membersihkan keringat Aidil. “kamu suka sama aku ya?” lagi-lagi Aidil menanyakan hal yang sudah jelas ia tau. “jadi selama ini kamu nggak tau kalau aku suka sama kamu?” tanyaku. “tau, Cuma lega aja waktu denger kamu bilang gitu, semoga kamu selalu suka sama aku ya, aku sayang banget sama kamu” “iya lah, aku bakalan selalu suka sama kamu, kamu sendiri gimana?” “kalau itu nggak usah ditanya lagi, aku suka sama kamu 6 kali lipat dari kamu menyukaiku, kamu tau itu kan?” “kamu sekarang bisanya

My New Dream -Part 18-

Part 18 Aku bahagia Aidil sudah kembali bersamaku lagi meskipun sekarang status kita berbeda, Alvin juga tampak senang melihatku sudah kembali ceria seperti biasanya. Dari kejauhan aku bisa melihat kak Jess, Kabiru dan kak Safina yang sudah setia menunggu kepulangan kami “gimana udah ketemu Aidil?” tanya kak Jess. “iya udah kok kak” balasku singkat. “terus kok dia nggak ikut balik ke Jakarta?” tanya Kabiru. “udah ya kalian kalau mau nanya mendingan nanti aja deh kasian nih Avril capek” kalimat Alvin membuat mereka tidak bertanya-tanya lagi. “kapan nih lo mau nginep dirumah gue?” sela Kabiru ditengah perjalanan. “iya besok kalau orang tua Alvin udah pulang sekalian mau pamit” “eh enggak bisa gitu dong aku kan udah bilang ke kamu kalau aku itu udah anggap kamu kayak adik aku sendiri jadi kamu tinggal aja dirumah aku” balas Alvin. “enak aja gantian kali kak, aku juga pengen nih cerita-cerita sama Avril” protes Kabiru.   “makasih ya buat kalian semua karena udah bant

My New Dream -Part 17-

Part 17 Pagi hari tiba kami sudah bersiap untuk pulang taksi yang kami pesan sudah datang dan juga kami telah memasukkan semua barang-barang kami di mobil tersebut, saat aku tengah memasuki mobil tiba-tiba saja Aidil datang dan memanggilku “Avril aku bisa jelasin semuanya” teriak Aidil dari kejauhan “nggak ada yang perlu kamu jelasin, kamu udah bilang semuanya sama aku kan?” tanyaku dengan nada kecewa “ please kasih aku satu kesempatan buat ngejelasin ini semua, sebelum aku bener-bener bakal menghilang” pinta Aidil “mendingan lo pergi deh Aidil” usir Alvin “aku minta kamu percaya ya sama aku?” pinta Aidil sekali lagi. Alvin menggenggam tanganku untuk memasuki mobil jika aku pergi bersama Alvin sekarang aku tidak akan pernah lagi melihat Aidil tapi setelah apa yang ia lakukan padaku aku benar-benar sakit hati, apa yang harus aku lakukan? tanyaku dalam hati, aku tidak membalas Aidil dan langsung masuk ke mobil “jalan pak” ucap Alvin “bentar pak” cegahku lalu menatap Alvin “maa

My New Dream -Part 16-

Part 16 Setelah sampai di Sulawesi aku dan Alvin meletakkan barang-barang kami di apartemen lalu mencari alamat Aidil melalui bio yang dikirimkan kak Jess, aku dan Alvin bergegas ke alamat itu dan sampailah kami disebuah rumah yang cukup besar “maaf ada keperluan apa kalian kemari?” tanya seorang satpam “kamu aja yang masuk, biar aku yang nungguin disini” pinta Alvin “saya mau ketemu Aidil Taqdiman” terangku. Satpam tersebut mengantarkanku sampai kepintu rumah, disana ada seorang pelayan yang membukakan pintu, pelayan tersebut mengantarkanku ke kamar Aidil, aku bisa melihat Aidil tengah duduk diranjangnya, menatap ke arah luar jendela tanpa mengalihkan pandangan-nya kearahku. “Aidil” panggilku dengan nada bahagia, setelah sekian lama ini akhirnya aku bisa bertemu Aidil yang sepertinya baik-baik saja. “ngapain kamu kesini?” ketus Aidil, aku yang semula ingin segera berlari kepelukannya terdiam ditempat, dadaku terasa sangat sesak mendengarnya. “aku... aku mau lihat keadaanm